Resensi Film : Gridiron Gang

Based on true story di Amerika Serikat film
Gridilon Gang yang dibintangi oleh Dwayne “The Rock” Johnson dirilis. Film ini
mengisahkan kehidupan remaja-remaja di AS yang terlibat dalam tindak
kriminalitas dan kenakalan remaja lainnya.
Hal ini disebabkan oleh kehidupan mereka yang broken home, mereka haus akan kasih sayang dan akhirnya harus mencarinya
di kehidupan jalanan. Kehidupan jalanan yang penuh dengan masalah kriminalitas,
seperti pembunuhan, pertikaian, narkotika, hingga pada permusuhan antar gang-gang
pun bisa terjadi. Karena kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat akhirnya
mereka harus mengakhiri perjalanan dan kehidupannya di dalam penjara. Keadaan
kehidupan penjara yang penuh dengan orang-orang yang pernah melakukan
kriminalitas tentu sangat berbeda dengan kehidupan normal pada umumnya. Mereka
yang sudah terbiasa hidup dengan kekerasan dan perkelahian harus tunduk pada
peraturan yang ditetapkan.
Sean porter (Johnson) yang
bekerja di salah satu penjara di AS, berhadapan langsung dengan remaja-remaja
yang bermasalah ini. Ia adalah sosok yang
penuh dengan semangat untuk memperbaiki kehidupan remaja dan tahanan lain
yang dipenjara. Dengan hatinya ia mampu membuktikan kepada para tahanan ini
bahwa mereka adalah orang-orang yang sangat berharga dan patut untuk dihargai. Selanjutnya,
Willie Weathers (seorang remaja yang ditahan karena membunuh ayahnya) bersama
dengan tahanan lainnya (Junior, Maddock, Kelwins, Kenny dan yang lainnya) mampu membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang
yang mempunyai bakat dan tidak hanya dikenal sebagai orang yang selalu membuat
keonaran. Dalam pelatihan baseball di
penjara tersebut, mereka mampu
menunjukan prestasi mereka meskipun tidak sepenuhnya menghapus
kenakalan-kenakalan mereka secara menyeluruh. Selesai masa tahanan, Junior
akhirnya mendapatkan pekerjaan tetap, beberapa diantaranya melanjutkan
sekolahnya, sedangkan Willie mendapatkan beasiswa di sekolah baseball.
Film ini memberikan
inspirasi bukan hanya kepada para remaja saja namun kepada para orang tua,
guru, dan kalangan masyarakat. Pencarian jati diri oleh remaja seringkali
disalahartikan oleh orang tua sehingga mereka melarang anak-anak untuk tidak
melakukan ini dan itu tanpa memperhatikan bakat anak-anak pada masa itu.
Akibatnya remaja-remaja ini merasa lebih nyaman berada di lingkungan teman-temannya,
namun lingkungan luar dan pergaulan perlu disaring sehingga anak-anak tidak
mendapat pengaruh negatif. Dengan demikian, orang tua harus memperhatikan
dengan siapa anak-anaknya bergaul.
Selanjutnya, seorang pengajar,
guru ataupun pendidik seperti Sean Porter, patut untuk diteladani. Kegigihannya
dalam mendidik dan membimbing anak-anak ini memberikan suatu motivasi
tersendiri. Ia memberikan kesempatan kepada orang-orang yang pernah membuat
kesalahan sehingga sebagai seoarang pendidik atau pengajar kita tidak boleh memvonis
anak didik kita terhadap kesalahan yang mereka perbuat. Ini membuktikan kepada
kita bahwa “ADA ALASAN TERSENDIRI BAGI SESEORANG UNTUK MELAKUKAN SUATU TINDAKAN”.
J J J (I.L)